PURITI – Masyarakat masa kini, lebih melek terhadap bahaya mengkonsumsi gula secara berlebihan. Semakin banyak yang tahu bahwa mengkonsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan gangguan ginjal. Anda masih bisa menikmati aneka minuman dan makanan manis dengan menggunakan pemanis lain yang berkadar glikemik lebih rendah.
Pemanis Alternatif Pengganti Gula
Berikut beberapa jenis pemanis alternatif pengganti gula pasir yang lebih aman dikonsumsi baik untuk penderita diabetes maupun yang bukan penderita diabetes:
1. Gula kepala atau gula aren
Buah kelapa dapat diolah berbagai macam bahan makanan, salah satunya adalah gula kelapa atau gula aren. Merupakan ekstrak nira kelapa, pemanis alami ini mengandung nutrisi yang menyehatkan tubuh seperti, zat besi, seng, kalsium, dan kalium, serta antioksidan. Gula kelapa mengandung indeks glikemik rendah, sehingga dapat mengontrol kadar insulin tetap stabil dan mencegah gula darah naik.
2. Stevia
Stevia merupakan jenis pemanis yang terbuat dari ekstrak tumbuhan alami dan termasuk yang paling banyak digunakan. Tumbuhan yang dimaksud adalah Stevia rebaudiana yang berasal dari Paraguay dan Brasil.
Rasa manis dari Stevia berasal dari komponen yang terdapat pada daunnya, yaitu Steviol Glycosides. Extrak daun stevia yang telah diproses menjadi pemanis ini dikatakan dapat mencapai 250 hingga 300 kali lebih manis bila dibandingkan dengan sukrosa. Meski memiliki rasa yang manis, Stevia tetap merupakan pemanis tanpa kalori yang telah digunakan sebagai pengganti gula sejak ratusan tahun yang lalu.
3. Molasse
Molasse yang merupakan cairan coklat manis kental seperti sirup. Pemanis ini dihasilkan dengan cara merebus tebu atau jus bit gula. Mengandung zat potensial dalam tubuh, seperti vitamin dan mineral, antioksidan, zat besi, kalium, dan tinggi kalsium. Secara keseluruhan, molase merupakan pengganti yang bagus untuk gula, tetapi jumlah konsumsi harus tetap dibatasi lantaran masih dalam bentuk gula.
4. Sakarin
Sakarin merupakan pelopor jenis pemanis buatan yang telah beredar sejak satu abad lalu. Jika dibandingkan dengan gula alami, sakarin memiliki rasa yang lebih manis hingga 300-500 kali lipat tergantung makanannya. Rasa manis dari sakarin akan meningkat secara perlahan-lahan, namun dapat menimbulkan rasa pahit setelah penggunaannya, semakin banyak sakarin yang digunakan, maka rasa pahit yang timbul juga akan semakin banyak.
Meski rasanya lebih manis, sakarin mengandung nol kalori sehingga aman untuk penderita diabetes. Sempat pernah terjadi perdebatan apakah sakarin dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, namun beberapa studi menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara sakarin dengan kejadian kanker. Pemanis ini juga telah mendapat persetujuan FDA untuk digunakan.
5. Pemanis buah biksu (luo han guo)
Menjadi alternatif gula alami. Tumbuh di Asia Tenggara, ekstrak buah biksu tidak mengandung kalori dengan kadar manis 100-250 kali daripada gula. Rasa manis dari pemanis ini didapat dari antioksidan mogroside.
Untuk menghilangkan fruktosa dan glukosa dari buah biksu, dibutuhkan proses pemisahan mogroside dari jus yang baru diperas. Kandungan anti-oksidan dan anti-inflamasi buah biksu dapat menghambat pertumbuhan kanker pada hewan dan menurunkan kadar glukosa darah serta kadar insulin.
6. Aspartam
Pemanis buatan yang juga telah beredar umum di pasaran sejak lama, yaitu tepatnya sejak 1980-an. Aspartam juga sering dijumpai pada sejumlah produk makanan dan minuman diet soda lantaran rasanya yang lebih manis hingga 200 kali lipat jika dibandingkan dengan gula pasir biasa.
Jika dibandingkan dengan sukralosa, aspartam tidak memiliki rasa yang stabil jika diolah pada suhu yang tinggi. Oleh karena itu, aspartam akan jarang ditemui pada makanan atau minuman panas.
Anjuran batas konsumsi aspartam menurut FDA adalah tidak lebih dari 50 mg per kg berat badan. Misalnya, jika berat Anda 50 kg, maka jumlah konsumsi aspartam yang disarankan kurang lebih sebesar 2500 mg atau 2,5 gram.
Sumber: